KETERANGANNYA
Manusia ditakdirkan/diciptakan
sempurna karena mempunyai pikiran/akal dan alat perasa serta jasmani, Maka
Ulama di zaman dahulu mempunyai pendapat bahwa Allah sebenarnya yang
menciptakan, dan sebahagian besar menyebutkan sifat-sifat manusia sendiri
adalah panca indra seperti Mata, Hidung, Mulut, Telinga dan Lidah. Beda dengan
makhluk lain seperti binatang, walaupun mempunyai alat seperti manusia tetapi
tidak lengkap, oleh karena itu hidupnya makhluk-makhluk tadi ikut kodrat
masing-masing, bisa melihat, berjalan dan makan tapi tidak punya akal untuk
berusaha dan sudah pasti hidupnya kurang lengkap. Berdasarkan keadaan, maka
para orang bijak mempunyai pendapat ; bila manusia itu sifatnya lengkap dan
tidak bisa berubah artinya Allah itu tidak kekurangan sifat seperti yang
diciptakan. Walaupun semua Ulama sudah sampai disatu pendapat, tetap tidak bisa
menemukan Allah SWT.
Maka dalam Wirid/pelajaran, Allah itu
tidak bisa dijangkau oleh alat apapun bahkan oleh pikiran/perasaan. Jadi para
ulama menyebut Dat yang maha agung yang bisa menciptakan Jagad raya.
Selanjutnnya keterangan sifat 20 (dua
puluh) begini; Atas nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, terlebih
dahulu dikutip dari buku Wirid Hidayat Jati tinggalan Ronggo Warsito;
Sebelum ada apa-apa yang ada hanya
Allah yang berada dalam NUKAT GAIB yang diberi nama Qun, yaitu DAT sejati,
Nukat artinya bibit, dan Gaib adalah samar/tidak nampak oleh mata yang disebut
Nur Muhammad, yaitu Cahaya yang terang sekali tanpa bayangan, yang disebut
sifat sejati QUN lalu FAYAQUN. Qun artinya Allah Bersabda (berkata) dan Fayaqun
artinya Terjadi semua Afhngal (selamanya). Semua itu menjadi asalnya yang
terjadi disebut Anasir Sejati. Jadi Allah memiliki 4 Anasir yaitu Dat, Sifat,
Asma dan Afhngal.
Umpama penerimaan salah, pelajaran
yang diatas tadi ada kata tempat di Nukat Gaib (benih yang tidak nampak) itu
pasti dapat menimbulkan pendapat bahwa Allah itu berada disuatu tempat, karena
disebut Layu Kayafu, itu semua salah, Allah tidak bisa disentuh atau dijangkau
oleh apa saja, tidak ada yang menyerupai, karena semua itu sifat Baru (yang
sudah ada).
Almarhum Kyai Agus Salim pernah
berbicara; bahwa dasar agama Islam itu lebih dulu mengetahui nama Allah dan
selanjutnya seluruh yang ada (Jagad Raya). Mustahil kalau tidak ada yang
menciptakan, karena yang menciptakan wajib adanya (mokal dan wajib). Itu
sebabnya manusia hanya menjumpai yang sudah ada dan tetap tidak bisa berubah.
Kata mempunyai atau yang terjadi itu dalam bahasa Wirid/Pelajaran yaitu menyatu
dan berpisah artinya sama, karena pusatnya itu Allah.
Wirid Hidayat Jati tersebut diatas
akan diterangkan hanya soal 4 Anasir saja, oleh sebab itu akan dijumpai
dibacaan ke-2. penelitian tentang 4 Anasir menurut catatan pelajaran agama yang
tersebut dibawah ini:
1. Dat Allah yang tidak bisa dilihat
tetapi mencakup/meliputi seluruh yang diciptakan semua yang dijumpai makhluk.
Terbukti Layu Kayafu (tidak bisa diganggu oleh apapun), semua keterangan ada
dibelakang. Umpama ada ikhtikat kepercayaan menceritakan manusia dapat / jumpa
atau menghadap maju mundur dengan Allah, karena lupa dengan yang disebut Layu
Kayafu.
2. Sifat itu sebetulnya perkataan
sesudah ada Dat, artinya kekuasaan Dat Allah yang sebenarnya bisa menciptakan
apa saja dan mempunyai sifat seluruh yang diciptakan.
Dengan kehendak Allah sifat itu apa
yang telah diciptakan, sifat itu berjuta-juta (milyaran) warnanya, seperti yang
tertulis dikitab Al-Quran, yang menyebutkan kekuasaan, keagungan dan Daya
keperkasaan, umpanya bisa menidurkan, membangunkan,
menangiskan, menghidupkan benih. Oleh karenanya sifat-sifat yang begitu
terdapat pada manusia. Para Ulama zaman dahulu kala sama-sama membicarakan satu
keputusan bahwa sifat DAT yang wajib adanya itu menguasai manusia yang
banyaknya 20+20+1, maksudnya itu mempunyai sifat 20 yang
wajib (tidak berubah-ubah), 20 lagi sifat Mokal (bisa
rusak/berubah) dan yang 1 adalah kuasa (wenang dalam bahasa
jawa). Jika difikir dengan benar bahwa sifat 20 itu menyatu
dengan manusia, maka itulah disebut cukup alatnya. Oleh sebab itu manusia
diwibawai dengan sifat 20 tadi, umpamanya melihat, mendengar,
hidup, bicara dan lain-lain. Semua sifat-sifat Allah tersebut
disebutkan dibawah ini;
SIFAT 20 ARTINYA :
1.WUJUD = ADA
2.QIDAM = TIDAK ADA YG MENDAHULUI
3.BAQA = KEKAL
4.MUHALAFADU LIL HAWADISI = BEDA DENGAN YG BARU
5.QIYAMUH BINAFSIHI = BERDIRI SENDIRI
6.WAHDANIYAT = MENYATU
7.QODRAT = KUASA
8.IRODAT = KEHENDAK
9.ILMU = PENGETAHUAN
10.HAYAT = HIDUP
11.SAMAK = MENDENGAR
12.BASHAR = MELIHAT
13.QALAM = BERKATA
14.QADIRAN = YANG MEMPUNYAI KUASA
15.MURIDAN = YANG MEMPUNYAI KEHENDAK
16.ALIMAN = YANG MEMPUNYAI ILMU
17.KHAYAN = YANG MEMPUNYAI HIDUP
18.SAMI’AN = YANG MEMPUNYAI PENDENGARAN
19.BASIRAN = YANG MEMPUNYAI PENGLIHATAN
20.MUTAKALIMAN = YANG MEMPUNYAI PERKATAAN
2.QIDAM = TIDAK ADA YG MENDAHULUI
3.BAQA = KEKAL
4.MUHALAFADU LIL HAWADISI = BEDA DENGAN YG BARU
5.QIYAMUH BINAFSIHI = BERDIRI SENDIRI
6.WAHDANIYAT = MENYATU
7.QODRAT = KUASA
8.IRODAT = KEHENDAK
9.ILMU = PENGETAHUAN
10.HAYAT = HIDUP
11.SAMAK = MENDENGAR
12.BASHAR = MELIHAT
13.QALAM = BERKATA
14.QADIRAN = YANG MEMPUNYAI KUASA
15.MURIDAN = YANG MEMPUNYAI KEHENDAK
16.ALIMAN = YANG MEMPUNYAI ILMU
17.KHAYAN = YANG MEMPUNYAI HIDUP
18.SAMI’AN = YANG MEMPUNYAI PENDENGARAN
19.BASIRAN = YANG MEMPUNYAI PENGLIHATAN
20.MUTAKALIMAN = YANG MEMPUNYAI PERKATAAN
Menurut pelajar Usuluddin bahwa sifat
20 itu diringkas menjadi 4;
1. Sifat kesatu disebut Nafsiah yaitu untuk badan (jasmani) nyata.
1. Sifat kesatu disebut Nafsiah yaitu untuk badan (jasmani) nyata.
2. Sifat kedua sampai keenam disebut
Salbiyah, yaitu sifat yang kekal.
3. Sifat Ke-7 sampai Ke-13 disebut
Ma’ani, yaitu yang memiliki sifat Nafsiah, jika diteliti bekerjanya badan
manusia bisa langsung bicara, mendengar dan berfikir.
4. Sifat ke-14 sampai ke-20 disebut
Maknawiyah, yaitu yang memiliki sifat Ma’ani, artinya bisa bergerak, berkuasa,
mempunyai kemauan dan ilmu.
Itu semua sifat yang utuh untuk
menggerakkan, terdapat pada sifat ke-7 sampai ke-13, yaitu yang menghidupi
badan manusia sehingga bisa bergerak dan yang menggerakkan terdapat pada sifat
ke-14 sampai ke-20. Supaya jelas Dat Allah bisa menciptakan apa yang dikehendaki,
lalu ada bentuk (wujud) manusia yang disebut Nafsiah, Karena hidupnya manusia
mempunyai sifat-sifat 20. jadi bekerjanya sifat Ma’ani untuk manusia oleh
karena manusia mempunyai sifat-sifat ke-14 dan ke-20. Tanda-tanda bukti
(terbukti) sifat Qodrat (kuasa) itu sifatnya tetap berkuasa. Untuk manusia
kekuasaan itu hanya memakai akibatnya daya yang memiliki kekuasaan Allah,
contoh salah satunya sifat DAT. Umpama sifat ke-18 : (Sami’an) yang
mendengarkan itu berada ditelinga, jadi ditelinga bisanya mendengarkan memiliki
sifat Samak, dan terjadinya sifat Maknawiyah itu karena mempunyai sifat Ma’ani.
Jelasnya Dayanya sifat Samak langsung bisa untuk mengetahui itu sesudah
mempunyai sifat Wujud (ujud)/nyata yaitu telinga yang dimiliki manusia. Kalau
salah penerimaan, kadang menjadi lupa dan menganggap Allah itu bertempat pada
manusia, sebenarnya manusia itu hanya memakai Hakikatnya sifat-sifat Allah.
Walaupun tidak berada ditelinga, Allah itu bisa mendengar, oleh karena Allah
yang memilki semua sifat tersebut. Maka dari itu membaca Hidayat Jati itu harus
dikaji, karena satu-satunya induknya pengetahuan, artinya Hidayat Jati itu
tidak salah, tetapi yang membacanya saja harus berfikir. Umpama membaca
sifat-sifat yang disebutkan diatas harus diulang-ulang, baru dapat merasa
tentram dan terang, baru suasana menjadi merasa terbuka pikirannya, Firman
Allah Qur’an surat Ar-Ra’d : 28;
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan
hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”
Dipelajaran semua sifat tadi lalu
diulas (dibahas) lagi nama dan perkataan dibawah ini;
a. Sifat ke-1 disebut sifat Jalal,
artinya Maha Agung, yang dinamakan agung itu DAT yang menyelimuti/melingkupi
apa yang diciptakan.
b. Sifat ke-2, 3, 4, 5 disebut sifat
Jamal, artinya Maha Elok/Sempurna, yang sempurna itu sifatnya, sebab tidak ada
yang sama (menyerupai). Bukan laki, bukan perempuan, bukan banci, tidak
beranak, tidak diperanakan (walam yalid walam yulad walam yakullahukufuan
ahad) tidak bisa dijangkau dan tidak nyata.
c. Sifat ke-11, 12, 13 dan sifat
ke-18, 19, 20 disebut sifat Kamal, artinya Maha Sempurna dan Afhngal yang
menciptakan keadaan tanpa cacat, sebab tidak ada makhluk yang mengherankan.
d. Sifat ke-6, 7, 8, 9, 10 dan ke-14,
15, 16, 17 disebut sifat Kahar, artinya Maha Wisesa (Maha Menguasai), melayani
semua tanpa pilih kasih (tidak membeda-bedakan) walaupun Jin, syetan, Manusia,
dan Hewan, oleh karena itu Allah disebut Suci, jadi siapa saja yang hidup bisa
menyebut Allah dengan caranya masing-masing.
3. Asma/NAMA (julukan) itu hanya kata
manusia, hanya untuk menyebut nama Allah wajib adanya, karena manusia berhak
menolak dan menerima, hanya terbawa diri sendiri karena bisa bicara (ngomong)
mengatakan penguasa tinggi adalah Allah. Yang Maha Kuasa disembah/dipuja dan
tidak bisa dilihat (tidak nyata), karena Hakikatnya menyelamatkan umat manusia,
lalu menyebutnya macam-macam menurut pengetahuan masing-masing.
Keterangan : satu-satunya orang
menyebut Allah ada.
Hidayat jati menerangkan Allah hanya
nama pribadinya, pribadi itu bentuk manusia yang lengkap memiliki Datnya Allah.
dan Datnya Allah meliputi Jagad Raya.
Firman Allah menyatakan Qur’an surat
Fushshilat (Hammim As-Sajdah) : 54
“Ingatlah bahwa sesungguhnya mereka
adalah dalam keraguan tentang pertemuan dengan Tuhan mereka. Ingatlah bahwa
sesungguhnya Dia Maha Meliputi segala sesuatu.”
Karena Dat itu meliputi seluruh yang
ada, manusia langsung mengakui bahwa Allah itu meliputi tidak diluar dan tidak
didalam, seperti sirih; akar, pohon dan daun baunya sama. Oleh karena umpama
Datnya Allah itu seperti rasanya sirih, karena sulit untuk ditebak, dinyatakan
“tidak diluar dan tidak didalam”
4. Afhngal (geraknya Allah).
Karena Afhngal (gerak) semua makhluk
yang diciptakan apa saja, Atom, seluruh zat gaib; Syetan, Malaikat dan manusia.
Semua mengandung zat Allah. Jadi Jagad raya itu tidak pernah berubah (tetap)
geraknya.
Bekerjanya Dat itu yang wajib
sifatnya; tertib, Tentram, Adil, Suci, tidak membeda-bedakan, benar, tidak
pernah berubah kekuasaannya. Umpama mau membuktikan setiap hari; ada orang
membuat mainan dari kaleng diberi perputaran (as), minyak bensin dan roda,
umpama mainan dibunyikan bisa berjalan, itu kerja yang membuat bisanya jalan
barang tadi pasti sudah direncanakan dan memang pintar, kepintaran membuat
barang disebut hakikatnya Dat yang membuat. Allah itu maha cerdik, lalu apa
yang dikehendaki pasti jadi, pasti bergerak, itu contoh lain bagi tanda saksi
bekerjanya (bergeraknya) DAT wajib adanya. Dari zaman dahulu kala jutaan tahun;
bumi, matahari, bulan, bintang, udara dan lain-lainnya itu tarik menarik
selamanya tanpa berubah, menjadikan daya alam (hukum-hukum alam) yang tertib
seperti; siang, malam, panas, dingin tidak pernah berubah, tidak dapat diukur
seberapa kekuatan DAT itu. karena sangat tertibnya dan tenang lalu timbul
menuju arah satu, tidak cerai berai; terhadap manusia tiap hari tetap saling
membutuhkan, contohnya begini;
a. Di hutan ada lebah madu glodok,
madu kesukaan manusia dan lebah.
b. Karena madu lebah untuk jamu/obat, karena membutuhkan lalu mencari kehutan.
b. Karena madu lebah untuk jamu/obat, karena membutuhkan lalu mencari kehutan.
c. Di Hutan banyak bunga-bunga, itu
saling dibutuhkan manusia, lebah, kupu-kupu saling mengisap.
d. Adilnya Yang Maha Kuasa; supaya
kupu-kupu tadi selamat dari serbuan lebah dan manusia, sayapnya diciptakan satu
warna dengan bunga-bunga tadi agar manusia dan lebah tidak bisa membedakan mana
yang bunga dan mana yang kupu-kupu dikarenakan sayap kupu-kupu seperti
bunga-bunga yang ada dihutan. Lama-lama manusia berusaha supaya lebah tadi
semua berkumpul kerumahnya, lalu dibuatkan rumah-rumahan dari kayu yang dibuat
seperti sarangnya, oleh karena itu manusia juga mempunyai kekuasaan mengatur
lebah.
Jadi terjadinya manusia sebab dari
yang satu (Allah), kalau difikir betul bentuk tentran ya DAT Allah SWT dan
menuju yang satu menyebabkan terjadinya benar dan selamat. Apa buktinya bila
manusia mempunyai kekuatan dari Allah, kata-kata mempunyai kekuatan bisa
ditafsirkan manusia itu sama dengan Allah bagi orang yang salah tafsir (salah
pendapat). Yang diatas menyatakan bila Allah itu mempunyai sifat 20 wajib, 20
mokal (sebaliknya) dan sifat berkuasa (Yang Maha Kuasa / Wenang dalam bahasa
jawa), kuasa artinya yang menciptakan semua yang ada didunia ini.
1. WUJUD (Ujud) artinya ada (Allah),
yang telah menciptakan Jagad Raya atau sebagai tanda saksi Bumi, Langit,
Bintang, Matahari, Makhluk-makhluk semua dan Manusia Makhluk sempurna dan DAT
yang tidak nampak itu wajib adanya. Keterangan itu orang bisa mengatakan ada
(Ujud) karena diciptakan yaitu merupakan jasmani, hanya Cuma pinjam. Karena itu
kitab Usuludin mengatakan sifat Ke-1 WUJUD untuk jasmani, itu sebabnya manusia
bisa bergerak-gerak, kalau tidak ada berarti mati, sebab mati itu tidak bisa
mengatakan (bicara) apa-apa.
2. QIDAM / Dulu tidak ada yang
mendahului, maksudnya Allah itu Allah itu tidak ada yang lebih dulu dari
padanya. Jadi jika ada sifat yang mendahului itu berarti bukan Allah. Jikalau
ada yang mendahului itu pasti bukan Allah (Allah lebih dari satu), Allah 1 dan
Allah 2 berebut kekuasaan, jadi manusia mengatakan Allah itu tidak ada.
3. BAQA (Abadi/kekal), maksudnya tidak
bisa berubah selamanya. Jagad Raya yang diciptakan tadi tetap ujud tidak pernah
berubah (abadi), Allah itu tidak seperti barang. Baru itupun yang mengatakan
orang yang hidup. Sifat Allah yang bisa kita rasakan; Abadi itu sifatnya Allah
sendiri sifat ke-1 sampai ke-20. Bukti untuk ukuran manusia, lidah tidak bisa
merasakan manis/kelat sawo itu bila dimakan (dirasakan). Jadi sawo manis dan
kelat bisa dirasakan, tetapi manis dan kelat itu sifatnya (langeng dalam bahasa
jawa) kekal walaupun tidak dimakan orang. Kekalnya manusia karena bergerak,
kekalnya sawo karena manis. Abadi itu batasnya masih hidup (sebelum mati). Jadi
adanya senang, susah, dingin, panas yang memiliki (merasakan) orang hidup.
Walaupun orang sudah mati siabadi tetap disebut abadi oleh orang yang masih
hidup.
4. MUHALAFAH LIL HAWADIS (beda dengan
yang baru), artinya sifat-sifat Allah yang tidak bisa disamakan (diungguli)
oleh siapa saja, karena semua itu ciptaannya. Untuk manusia semua beda
bentuknya disebut sifat Baru (beda dengan yang baru). Manusia dilahirkan dengan
sifat baru, bisa berubah-rubah karena namanya manusia didunia dimanapun
beradanya pasti sama, bersuku-suku, mempunyai mata, kaki, telinga dan
lain-lain. Walaupun kata-kata beda dengan yang Baru manusia, beda dengan hewan
walau sama-sama hidupnya (lembu dan kambing), 10 juta lembu dan kambing ya
bentuknya sama semua. Misal Manusia ada 10 juta ya sifatnya sama. Allah SWT itu
jika menciptakan makhluk satu dan yang lain berbeda antara Manusia, Binatang,
tumbuh-tumbuhan. Maha Bijaksana Allah menciptakan isi Alam ini bisa
membeda-bedakan ciptaannya, itulah yang disebut MUHALIFAH LIL HAWADIS (beda
dengan yang baru). Didunia banyak makhluk-makhluk yang mengherankan, semuanya
berbeda-beda; Manusia, Lembu, Kambing, Lebah semuanya barang baru, beda dengan
yang baru lagi. Semua tadi membuktikan (saksi) Allah menciptakan makhluknya
menurut kehendaknya.
5. QIYAMUH BINAFSIHI (berdiri
sendiri), artinya tidur nyeyak bangun sendiri, benih timbul sendiri dan
Matahari, Bulan, Bintang, Siang, Malam bergerak sendiri tidak pernah
berubah-ubah. Jadi yang bergerak itu mempunyai sifat Qiyamuhu Binafsihi, contoh
lain Atom, Neutron, Positron, Elektron semua itu bisa (Makarti dalam bahasa jawa)
atau bergerak karena mempunyai sifat berdiri dengan sendiri otomatis. Ilmu
Kesehatan Plasma darah tetap jalan sendiri, sebab kena daya panas, umpama
plasma itu bisa dipecah-pecah sampai halus walaupun tidak kena/tersentuh panas
jika menempel ketubuh masih bisa berjalan sendiri. Semua ilmuwan mengakui bahwa
Plasma-plasma itu hidup. Contoh lagi yang membuktikan memakai mikroskop ukuran
10,000 disitu terbukti Plasma tersebut bisa berjalan/bergerak-gerak (6 mm/jam).
Ternyata habisnya pendapat tentang Allah yang menggerakkan makhluknya.
6. WAHDA NIYAT (satu), artinya
tunggal, sifat itu mudah diterima karena bukan dua atau tiga, artinya satu itu
meyakinkan bahwa adanya Allah. Untuk manusia adalah DAT, karena manusia asal
dari DAT (zat) yang satu itu. Semua tujuannya benar, karena Dat Allah itu satu
(Wahda niyat) yang memiliki sifat 20.
7. QODRAT (kuasa), keterangan itu
begini; orang duduk dikursi akan berdiri dan langsung berdiri karena mempunyai
sifat Qudrat /kuasa, sanggup memerintah dirinya. Qudrat air (kuasa air) tidak
bisa memerintah, hanya mengalir ketempat yang lebih rendah dan merata
(waterpass), bisa dilihat dari daya alam surya, panas, udara dingin menghembus,
air (hydrogen) atom plus/minus bisa jadi elektrik. Yang Kuasa langsung membuat
hukum-hukum alam yang teratur tidak bisa mengalami benturan. Qudrat itu
diberikan kepada manusia tinggal pakai. Perkataan Qudrat jauh sekali, maka
alat-alat manusia; Panca indra, pikiran dan nafsu itu dikodratkan oleh Allah
karena manusia tadi mempunyai sifat Qudrat. Jadi semua tadi tinggal menggunakan
Qudrat tadi. Qudrat Allah yang diciptakan semua sempurna dan mempunyai daya
sendiri.
8. IRODAT (Kemauan/kehendak), jadi
kehendak itu yang menguasai gerak, sifat Irodatnya diam (tidak bergerak),
Irodatnya Allah yang melebihi (tidak wajar), umpama bayi kembar siam, bayi
berkepala duapun di ciptakan.
9. ILMU (ilmu), manusia mempunyai
pengetahuan karena mempunyai ilmu, dari sifat Allah Ilmu, manusia bisa membaca,
menulis karena terbuka hatinya baru menulis karena terbuka hatinya baru
mempunyai ilmu pengetahuan. Menuntut ilmu bisa terlaksana sempurna jika terbuka
hatinya (Kijabnya), benar Firman Allah Qur’an surat An-Nissa : 126 :
“Kepunyaan Allah-lah apa yang di
langit dan apa yang di bumi, dan adalah (pengetahuan) Allah Maha Meliputi
segala sesuatu.”
Begitupun orang yang tidak tau apa
itu, bukan karena bodoh, tetapi karena memang masih belum terbuka hatinya
(terbuka kijabnya). Terbukanya hati terhadap orang-orang jaman dahulu
terjadinya para wali Allah. Ilmuwan/sarjana, Pujangga, yang terbuka hatinya
menuju kepada ilmunya Allah yang sejati. Dan ilmu lainnya hanya untuk
bermasyarakat, itu setiap orang bisa belajar (mempelajari).
10. HAYAT (hidup), yang dibilang hidup
ialah makhluk yang bergerak karena memiliki sifat ke-10 (HAYAT) dan sifat mokal
(sebaliknya, Mati), manusia hidup lebih sempurna sifat hidupnya dari pada
makhluk lain. Manusia sifat Hayat lebih sempurna dari zat-zat hewan dan
tumbuh-tumbuhan, sebab manusia apa saja yang dikehendaki mesti tercapai
walaupun perlahan (tidak merasakan) walaupun sifatnya gaib, sperma, basil,
molekul-molekul yang tidak nampak, tetapi bisa dilihat dengan alat mikroskop
maka terlihat bergerak-gerak. Itulah tanda bahwa DAT wajib adanya, sebab sifat
Hayat meliputi Jagad Raya, dimana saja sifat Hayat tadi memberi daya.
Intisarinya hidup itu bukan Allah, tetapi sifatnya mendayai (memberi daya) apa
saja yang nampak dan tidak nampak (gaib). Gundik (jawa) Raja rayap itu
dibungkus rapat dengan tanah liat sehingga tidak ada udara tetapi Raja Rayap tadi
bisa hidup dan bertelur. Itu membuktikan sifat 20 meliputi seluruh keadaan,
jadi hidup itu dimiliki semua makhluk, beda dengan manusia sifat hayat itu
sempurna karena memilki sifat 20 yang lengkap sehingga bisa meneliti
sifat-sifat Allah;
a. Tumbuh-tumbuhan hidup tetapi
mempunyai sifat 20
b. Hewan hidup tetapi hanya memiliki
sebagahagian sifat 20.
11. SAMAK (mendengar), memilki alat
telinga mokalnya (jawa)/ sebaliknya tuli. Wirid Hidayat Jati yang asli halaman
12 baris kedua dari atas; DAT Allah Yang Maha Suci itu kalau melihat memakai
mata kita, kalau mendengar melalui telinga kita, DAT ke-11 itu salah satu sifat
Allah, walaupun punya telinga bila tidak dialiri sifat ke-11 (Samak) hanya
telinga-telingaan. Pokok kata Dat sama walaupun tidak memakai telinga tetap
mendengar, karena Allah yang memilki, manusia hanya memakai. Selanjutnya Datnya
manusia adalah sifatnya Allah. Sebelum ada DAT tidak bisa mengetahui sifat
(tidak ada), karena DAT Allah itu berada pada manusia dan manusia itu luhur
(sempurna) karena itu hanya manusia yang memiliki sifat 20.
12. BASHAR (melihat), terhadap manusia
dan hewan bekerjanya melalui mata, bukan berarti Allah melihat melalui manusia
dan hewan, Allah itu melihat melalui mata kita kenapa kita tidak bisa melihat
sebelum terjadi, sebab Allah melihat apa yang akan terjadi. Jadi pertanyaan
salah menelaah tetapi benar, sebab terhadap umum (pendapat) pasti melihat itu
karena mata yang melihat, sebab setiap melakukan pekerjaan selalu nampak jadi
dinamakan Bashar. Jadi mata yang terang jika tidak dialiri sifat Allah yang
namanya Bashar tentu tudak bisa melihat (buta), sifat mokal namanya. Bagaimana
ukuran bagi Allah tentang sifat Bashar itu artinya Allah melihat tidak memakai
mata karena Dat/sifat Bashar tadi memang sudah mempunyai daya sendiri, contoh
orang tidur; mata tidak bisa melihat (bekerja) kenapa bisa melihat yang belum
pernah dilihat atau mimpi (diwaktu mimpi). Jadi Dat yang memiliki sifat Bashar
itu sebenarnya bekerja sendiri (Makarti dalam bahasa jawa). Dat yang bisa
mengetahui tadi bisa dimiliki semua orang aktif (hidup), bekerjanya
(Makartinya) tidak memerlukan pelajaran dan belajar, sebab anak-anak, orang
dewasa selalu melihat yang belum pernah dilihat, sebab itu terjadinya bagi
orang yang sempurna, orang bisaa bisanya melihat dengan tidak sengaja menurut
kehendak Yang Maha Kuasa (Dat Bashar), sebab itu Dat Bashar itu salah satunya
sifat Allah, lalu disebut Allah Yang Maha Melihat.
13. QALAM (berbicara), bicaranya Allah
itu menurut sifatnya manusia bicara, burung berkicau dan lain-lain. Sifat-sifat
yang baru dan semua isi Jagad Raya yang baru kehendaknya (Allah) atau sifat
Allah yang dimiliki para Nabi, Wali dan Rasul-rasul Allah, yang maknanya menuju
kebenaran, seperti kitab Al-Qur’an yang mengatakan Allah itu Rasullullah (Nabi Muhammad).
Ukuran manusia sifat mokalnya / sebaliknya yaitu bisu, Sabda Allah menuju
kebenaran. Orang yang bisa menunjukkan kesalahan menuju kebenaran adalah orang
yang sudah memiliki sifat Qalam, umpama para Rasul, contoh manusia bergaul
selalu salah menyalakan, Rasul lalu meluruskan (para Nabi), karena Rasul
membawa Firman Allah, contohnya sifat ke-2 Qidam; dulu tidak ada yang
mendahului, sifat ke-4 Muhalafah Lil Hawadis (sifat baharu/barang baru).
Kata-kata yang benar itu tidak ada yang mendahului, artinya tidak ada ulur
tarik dan tidak ada sifat mokal (saleh). Al-Qur’an itu semua tujuannya tdak ada
yang berlawanan, terhadap perkataan yang dimiliki manusia, Wali, Mukmin yang
telah sempurna, yang dibicarakan hanya perihal tentang Allah, perkataannya pasti
benar, karena itu satu orang tidak sama oleh karena membuktikan, mereka
mendapat Wahyu allah (sifat Qidam). Dan perkataan Allah beda dengan yang baru
hanya terdapat pada manusia sendiri, artinya manusia berbicara berbeda dengan
makhluk lain. Makhluk-makhluk yang memiliki sifat Qalam tidak hanya yang bisa
bicara, tetapi semua bisaa bersuara karena dialiri oleh sifat Qalam.
14. QADIRAN (Yang Berkuasa), yang
kuasa itu menurut ukuran manusia, umpama sudah mempunyai sifat Qudrat, karena
memiliki sifat tadi, manusia bisa mengerjakan perintahnya, contoh mata; kalau
tidur terpejam lalu bangun terbelalak-belalak, karena manusia mempunyai sifat
Qadiran; bisa mejamkan mata dan membuka mata. Kuasanya manusia semua alat badan
sebenarnya tidak tetap konsisten (tetap), tetapi berubah-ubah sebab manusia
tidak bisa memerintah kodratnya mata, sewaktu mata tidak mengantuk; manusia
tidak bisa membuka mata sampai lama dan pasti terasa pedih, memejamkan mata
terus-menerus (lama) pasti tidak tahan karena tidak merasa mengantukl, jelas
sifat Qadiran itu manusia bisa menundukkan alat tubuh jika tidak berlawanan
demgan sipat kuasanya (kodratnya).
Keterangannya sipat Qadiran itu
menyebabkan manusia bisa memerintah alat-alatnya karena alat sudah tercetak
ucap kerja sama (constant) tidak pernah diperintah jadi yang bisa di perintah
itu hanya alat-alat yang bekerja menurut kodratnya, karena manusia bisa
merintahnya, itu karena memiliki sifat Qadiran. Yang lebih tinggi tingkatannya
yaitu sifat Qodrat, sebab sifat Qodrat itu yang memiliki dan sifat Qadiran yang
diberi.
15. MURIDAN (yang berkehendak), sifat
itu terdapat (dimiliki) oleh manusia, artinya sesudah manusia memiliki sifat
Irodat, Karena diberi sifat tadi (Irodat) manusia lalu disebut memilki sifat
Irodat, contoh anak menulis itu mempunyai (mengerjakan), menulis itu pekerjaan
(sifat). Untuk ukuran manusia sifat Muridan tadi terbukti rasa kemauan gerak,
sebab dari gerak kemauan sebenarnya mannusia mempunyai sifat Irodat (kehendak),
jadi bisa bicara karena mempunyai sifat Irodat, sifat Irodat bentuknya menjadi
sifat sebagai yang memiliki (manusia).
Keterangan:
diatas itu termasuk sifat-sifat ke-16, 17, 18, 19 dan 20, dan keterangan yang
terakhir; sifat-sifat ke-1 sampai ke-20 sebenarnya hanya salah satu sifatnya
Allah sendiri dan manusia seharusnya berterima kasih kepada Yang Maha Suci
Allah, karena diciptakan memiliki sifat-sifat-Nya yang lengkap, begitu juga
sifat Allah sendiri sifat 20+20+1; 20 Wajib + 20 Mokal (sebaliknya) + 1 Adil.
Menurut para ahli, sifat-sifat yang dimiliki manusia itu disebut INGSUN (jawa),
Purusha (Sansekerta), IKHEID (Belanda), Rabbi/Illahi (Arab), Pangeran/Gusti
(jawa), Tuhanku (Indonesia).
Sumber buku Wedaran Wirid I, Ki R.S.
Yoedi Parto Yoewono. Surabaja : Djojobojo, 1962-64.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar