SIAPAKAH NOYO
GENGGONG …?
(Benang Merah
Sabdo Palon, Uga Wangsit Siliwangi, Ramalan Joyoboyo, Kalki Avatar, Imam Mahdi
dan cerita-cerita tentang Akhir Jaman)
Untuk Mengetahui
Sabdo Palon sejenak Kita akan membahas Grojogan Sewu terlebih dahulu.Grojogan
Sewu yang selama ini terkenal sebagai salah satu air terjun yang indah di
Kecamatan Tawang Mangu Solo-Jawa tengah ternyata juga menjadi nama salah tokoh
namanya Grojogan Sewu (Nama gelar) karena memang tempat itu menjadi lokasi Tapa
Bratanya dalam rangka mencapai Ilmu Kesempurnaan.Grojogan Sewu adalah seorang
sais dokar, kisah awal nya di mulai ketika beliau berkenalan dengang seorang
pengembara bernama Rangga Seta yang menumpangi dokarnya. Melihat pengembara itu
menggunakan pakaian jubah & sorban dikepala yang berbeda dengan adat Jawa
maka beliau bertanya kepada pengembara itu.Dari mana anda berasal? Rangga Seta
tidak menjawab dari mana ia berasal tetapi menjawab pertanyaan tersebut dengan
“Saya Saudara Kamu, karena semua manusia bersaudara anak keturunan Adam”.
Mendengar jawaban tersebut Grojogan Sewu tersentuh karena orang yang baru
dikenalnya menganggap saudara sekaligus penasaran dan kembali bertanya Siapa
Adam? Adam adalah Nenek Moyang Saya, Anda Dan semua Manusia. Mendengar jawaban
seperti itu Grojogan Sewu semakin tertarik lebih Jauh dan meminta Rangga Seta
untuk bersedia mengajarkan Ilmu Pengetahuan Kepadanya. Rangga Seta balik
bertanya kepada Grojogan Sewu mengapa anda Ingin Belajar? karena saya ingin
cerdas ingin pandai jawab Grojogan Sewu. Memang manusia harus pandai harus mau
berpikir karena itu perintah Ilahi tegas Rangga Seta. Melihat niat belajar dan
sikap yang theacible Dan memang Bakat kecerdasan Dari Grojogan Sewu maka Rangga
Seta pun bersedia mengajarkan kepada Grojogan Sewu.Proses belajar pun di mulai
dengan materi Aji Kalimasada, karena memang bakat kecerdasan dan niat yang
bersungguh-sungguh maka proses belajar Grojogan Sewu pun berjalan dengan cepat.
Pada Saat pelajaran ujian terakhir Grojogan Sewu di perintahkan untuk semedi di
suatu tempat oleh Rangga Seta. Grojogan Sewu bertanya di manakah tempat semedi
itu? Kemudian Rangga Seta mengarahkan tangannya menunjuk kesuatu tempat maka
terlihat lah air terjun dari kejauhan, bersemedilah kamu disana, di balik air
terjun itu ada Goa Dan Goa itulah tempatnya. Mendengar perintah dari Rangga
Seta lalu Grojogan Sewu pun menyanggupinya. Perintah semedi ini sekaligus
perpisahan antara Grojogan Sewu dengan Rangga Seta. Pada Saat itu Rangga Seta mengatakan
suatu saat kita akan bertemu lagi dan beliau berpesan Jadilah Insan yang
bermanfaat Dan tegakkan lah keadilan.Setelah perpisahan tersebut Grojogan Sewu
kembali menoleh kearah dimana letak air terjun itu, Namun air terjun itu tidak
terlihat Dan Grojogan Sewu akhirnya menelusuri kearah yang tadi di tunjukkan
oleh Sang Guru.Proses pencarian lokasi semedi yang dilakukan Grojogan Sewu ini
sama halnya dengan Prabu Kian Santang ketika diperintahkan oleh Syaidina Ali
untuk mencari sebuah bukit yang akhirnya Tiba di wilayah Godog Garut.Setelah
semedi Grojogan Sewu selesai maka paripurna lah Aji Kalimasadanya.Selain
berguru kepada Rangga Seta, Grojogan Sewu pun belajar kepada Semar Badranaya
dan dari Semar Badranaya inilah beliau di berikan Cemeti Amarasuli yang
bentuknya seperti gagang tongkat kurang lebih panjangnya 30 cm, jika senjata
ini di gunakan maka akan terlihat cahaya atau menyala seperti pedang maupun
cemeti (persis seperti pedang langit di Film mandarin Tio Buki yang diperankan
oleh Jet Lee atau Pedang pada Gambar Kalki Avatar)
LALU SIAPAKAH
GROJOGAN SEWU…?
Grojogan Sewu
adalah pembimbing raja_raja nusantara dan para wali karena beliau diberikan
semacam wewenang/mandat Dari Semar Badranaya untuk mengajarkan Hikmah Dan Ilmu
Kesempurnaan kepada para raja-raja & para wali di nusantara bahkan sampai
masa sekarang ini.Siapakah yang pernah belajar kepada beliau? Hampir semua
raja-raja nusantara di bimbing oleh beliau, dan salah satunya adalah Raja
Brawijaya yang menghilang di Puncak Gng Lawu dan Prabu Siliwangi Raja
Pajajaran.Nah dari sinilah tampak benang merah mengapa kisah Sabdo Palon Dan
juga Wangsit Siliwangi seperti pinang dibelah dunia, ibarat kunci dengan gembok
nya.Apa hubungan nya Grojogan Sewu dengan Sabdo Palon?
GROJOGAN SEWU =
SABDO PALON = NOYO GENGGONG
Grojogan Sewu
adalah gelar seorang insan yang mampu mengajarkan Ilmu, mengucurkan ilmu,
laksana air yang mengucur, Grojogan Sewu = Seorang yang mengucurkan ilmu
atau orang berilmu (menguasai ajaran/mumpuni) sehingga dia mendapatkan
mandat/wewenang untuk mendidik para raja nusantara maupun para wali.Setiap
ucapan Grojogan Sewu atau ketika Dia menyurahkan ilmu para muridnya, ucapan
Grojogan Sewu itu di sebut Sabdo.Ucapan Grojogan Sewu = Sabdo.Lalu Palon nya
apa? Palon artinya Filosopi (mengandung hikmah yang dalam) bahasanya super
banget lah kalo kata MT (Mario Teguh).
Jadi pada saat
Grojogan Sewu memberikan materi/pengajaran atau segala ucapan/sabdo yang
mengandung hikmah yang amat dalam, para raja nusantara maupun para wali
menjulukinya ucapan Grojogan Sewu ini dengan Sabdo Palon. Ucapan yang keluar
Dari Grojogan Sewu adalah Sabdo Palon (Sabda yang mengandung hikmah) Ucapan
Grojogan Sewu = Sabdo Palon Nah sekarang tinggal Noyo Genggong nya. Setiap
Grojogan Sewu mengeluarkan sabda-sabdanya di hadapan raja-raja nusantara itu
dilantunkan seperti tembang atau syair yang merdu, ada intonasinya dan di
iringi oleh gerakan tubuh maupun tangannya (Gaya mengajar). Jadi nuansa
pengajarannya itu enak di dengar dan dilihat.Jadi Noyo Genggong itu gaya mengajarnya
Grojogan Sewu ketika mengucapkan sabdanya seperti melantunkan tembang dan di
iringi gerakan anggota tubuh. Kurang lebih seperti gaya Konghucu ketika
memberikan pengajaran.Jadi kurang lebih ringkasannya seperti ini :
Grojogan Sewu =
Orang yang menguasai/memiliki ilmu/berpandangan luas/bijak, memeiliki Kunci
Ilmu Dan mampu mencurahkan ilmu (Predikat Guru Besar/Syaidina Syech/Tuan
Guru/Para Hyang).
Sabdo Palon =
Ucapan/sabda yang penuh hikmah dari Grojogan Sewu.
Noyo Genggong =
Gaya mengajar Grojogan Sewu. selain subtansi materi yang di sampaikan penuh
hikmah (Sabdo Palon) penyampaian ya pun enak di dengar dan mudah di pamahi
karena dikemas seperti tembang dan diringi penguatan oleh gerakan2 anggota
tubuh.
Sabdo Palon +
Noyo Genggong = Grojogan Sewu. Grojogan Sewu mempunyai Senjata Cemeti Amarasuli
seperti yang Saya jelaskan di awal Dari Semar Badranaya. Grojogan Sewu juga
memiliki Aji Kalimasada Dari Rangga Seta.Grojogan Sewu juga mengajarkan ilmu2
nya atau membimbing Raja Brawijaya yang menghilang di Gunung Lawu, beliau juga
mengajarkan kepada Prabu Siliwangi yang membuat Wangsit Dan Prabu Siliwangi pun
menghilang seperti Raja Brawijaya.
Grojogan Sewu =
Guru dari Raja Brawijaya
Grojogan Sewu =
Guru dari Prabu Siliwangi
Kedua Raja
tersebut di bimbing oleh Grojogan Sewu, kedua raja tersebut meninggalkan Cerita
atau kisah kepada generasi yang akan datang (akhir jaman) dan pesannya pun
sama.
Nah sekarang
Siapakah Sejatinya Rangga Seta…?
Siapakah
Sejatinya Semar Badranaya…?
Untuk mengetahui
benang merah antara Hadist tentang Imam Mahdi, Cerita Uga Wangsit
Siliwangi, Sabdo Palon, Jongko Joyoboyo, Kalki Avatar. Saya mencoba untuk
membuat Silsilah ilmu terlebih dahulu dan kata kunci dari semua ciri dari
cerita-cerita tersebut.
Silsilah Ilmu
dan Kata Kunci.
Rangga Seta =
Guru dari Syech Grojogan Sewu. Syech Grojogan Sewu = Guru dari Raja
Brawijaya Majapahit dan Prabu Siliwangi Pajajaran Raja Brawijaya = Menghilang
di Gunung Lawu. Prabu Siliwangi = Menghilang di bagian Selatan Pajajaran.
Lalakon Raja Brawijaya = Meninggalkan Cerita tentang Sabdo Palon. Lalakon
Prabu Siliwangi = Meninggalkan Cerita Uga Wangsit Siliwangi. Cerita Sabdo Palon
= Kelak dia (Syech Grojogan Sewu/Sabdo Palon Noyo Genggong) akan kembali
mengasuh Pemimpin Nusantara. Cerita Uga Wangsit Siliwangi = Temui Ki Santang
karena kelak dari keturunan-keturunan yang pergi ke barat lah yang akan
mengingatkan saudara-saudara sedaerah dan yang sependirian. Lalakon Brawijaya
mempunyai tokoh kunci yaitu Sabdo Palon Naya Genggong (Syech Grojogan Sewu). Lalakon
Prabu Siliwangi mempunyai tokoh kunci Ki Santang (Syech Sunan Rohmat Suci Prabu
Kian Santang). Tokoh Kunci 1 Syech Gojogan Sewu/Sabdo Palon Noyo Genggong
Belajar kepada Rannga Seta Dan di perintahkan mencari Goa di belakang Air
Terjun untuk bersemedhi yang kelak air terjun itu bernama Grojogan Sewu. Tokoh
Kunci 2 Ki Santang (Syech Sunan Rohmat Suci Prabu Kian Santang) belajar kepada
Syaidina Ali Bin Abi Thalib Dan di perintahkan untuk mencari tempat untuk
berdzikir yang akhirnya Ki Santang menemukan Sebuah bukit yang di daerah Garut
dan di beri Nama Bukit Godog Suci. Godog berarti Proses pematangan ilmu, Godog
Ilmu/mengasah Ilmu, sedangkan Suci di Nisbatkan kepada Nama Ki Santang sendiri
(Syech Sunan Rohmat Suci Prabu Kian Santang) Tokoh 1 Grojogan Sewu merujuk ke
Rangga Seta. Tokoh 2 Ki Santang merujuk ke Syaidina Ali Bin Abi Thalib.
Majapahit ada Syech Grojogan Sewu. Pajajaran ada Syech Sunan Rohmat Suci Prabu
Kian Santang. Rangga Seta belajar kepada Semar Badranaya. Syaidina Ali belajar
kepada Nabi Khidir Alaihi Salam Abi Abas Balya Bin Malkan Semar Badranaya =
selalu ada di setiap Jaman sampai saat ini, mengasuh, kalimat menitis itu bukan
sukma yang menitis tapi ilmu, membimbing Dan ilmunya yang diturunkan atau di
titiskan. Nabi Khidir Alaihi Salam Abi Abas Balya Bin Malkan = selalu ada di
setiap jaman, mengasuh, membimbing sama seperti Semar Badranaya.
SABDO PALON
BUKAN SEMAR
Penjabaran dari
kata kunci di atas.Kisah Sabdo Palon & Uga Wangsit Siliwangi tentang
Pemimpin Nusantara di Akhir Jaman adalah Ciri dari Waskita nya Raja Brawijaya
dan Prabu Siliwangi. Ke waskitaan tersebut di Ajarkan oleh Syech Grojogan Sewu.
Syech Grojogan Sewu di ajarkan oleh Rangga Seta. Rangga Seta di Ajarkan oleh
Semar Badranaya. Cerita Sabdo Palon dan Uga Wangsit Siliwangi adalah satu
kesatuan yang tak terpisahkan. Satu naskah skenario dengan sumber yang sama
walaupun dari tempat yang berbeda yaitu Majapahit dan Pajajaran. Kedua kisah
itu bak gayung bersambut, seperti Madu dengan Manisnya, seperti kata pepatah
“asam di gunung garam di laut akhirnya bertemu juga” yang berujung kepada dua
tokoh Rangga Seta dan Semar Badranaya.
Siapakah Rangga
Seta yang memiliki Kuda Putih Dan Pedang Itu…?
Siapakah Semar
Badranaya…?
Rangga Seta =
Syaidina Ali Bin Abi Thalib
Semar Badranaya
= Nabi Khidir Alaihi Salam Abi Abas Balya Bin Malkan
Rangga Seta yang
mengajarkan kepada Syech Grojogan Sewu sejatinya adalah Syaidina Ali Bin Abi
Thalib.
Mengapa Prabu
Siliwangi memerintahkan para pengikutnya yang pergi ke Barat untuk menemui Ki
Santang, padahal konon katanya hilangnya Prabu Siliwangi karena terdesak oleh
Ki Santang. Kenapa di kejar-kejar oleh Ki Santang tapi malah memerintahkan para
pengikutnya yang pergi ke barat untuk menemui Ki Santang…?? tidak masuk akal
bukan…??. Prabu Siliwangi memerintahkan kepada pengikutnya yang pergi kebarat
untuk menemui Ki Santang seperti petikan uga berikut ini “Kalian yang di
sebelah barat! Carilah oleh kalian Ki Santang..! Sebab nanti, keturunan kalian
yang akan mengingatkan saudara kalian dan orang lain. Ke saudara sedaerah, ke
saudara yang datang sependirian dan semua yang baik hatinya”…
Prabu Siliwangi
di bimbing oleh Syech Grojogan Sewu/Sabdo Palon/Noyo Genggong dan Syech
Grojogan Sewu di didik oleh Rangga Seta/Syaidina Ali.Prabu Santang juga di
didik oleh Syaidina Ali/Rangga seta di tanah arab. Prabu Siliwangi dan Prabu
Kian Santang satu silsilah ilmu, hanya bedanya Prabu Siliwangi belajar melalui
Syech Grojogan Sewu sedangkan Prabu Kian Santang belajar langsung ke Syaidina
Ali. untuk itu mengapa Prabu Siliwangi memerintahkan kepada pengikutnya yang
pergi kebarat untuk menemui Ki Santang. Kalau kata pepatah “Saguru Saelmu Ulah
Nganganggu” apalagi beliau anak dan ayah mana mungkin berseteru, sudah se-ilmu,
seguru, sekeluarga. Benarlah menurut Prabu Siliwangi dalam petikan uga nya
“Suatu saat nanti keturunan kita akan ada yang sadar, tapi sadar seperti
terbangun dari mimpi. Dari yang hilang dulu semakin banyak yang terbongkar….” Rangga
Seta (Syaidina Ali) 7 kali mengelilingi Dunia, karena hasrat belajarnya yang
tinggi. Sahabat sekaligus saudara dari Muhammad SAW ini merantau ke nusantara
karena beliaupun mengikuti Jejak Gurunya Semar Badranaya. Di Nusantara selain
mengajarkan kepada Grojogan Sewu dia pun belajar tentang pengobatan herbal
karena di Nusantara kaya akan tumbuhan obat dan melengkapi hasil belajarnya
Rangga Seta/ Syaidina Ali di China yaitu metode totok belajar di China. ke
nusantara rangkaian “tuntutlah Ilmu ke negeri china”, di China belajar Ilmu
Totok (mirip akupuntur) di Nusantara belajar ramuan herbal.
Bukankah Ramalan
Agung abad 21 mengatakan Nanti pengobatan Akan kembali Ke alam Dan Spiritual…?
Siapakan yang
membawanya...? Dialah Budak Angon dan Pemuda Berjanggut yang di asuh oleh Syech
Grojogan Sewu/Sabdo Palon/Noyo Genggong dan Ki Santang (Syech Sunan Rohmat Suci
Prabu Kian Santang) dan di belakangnya di dampingi oleh Rangga Seta/Syaidina
Ali Bin Abi Thalib Pemilik Kuda Putih Dan Pedang (Simbol Kalki Avatar) Serta di
dampingi Guru Besar Semar Badranaya/Nabiyullah Khidir Alaihi Salam Abi Abas Balya
Bin Malkan (Guru Para Nabi).
Budak Angon Dan
Pemuda Berjanggut adalah ujung dari semua kisah tentang akhir jaman di
Nusantara ini, dialah tokoh kembar di akhir Jaman Laksana Nabi Musa Dan Nabi
Harun. Siapakah yang mengajarkan Musa Dan Harun? Nabiyullah Khidir Bukan…?
Hubungan Uga
Wangsit Siliwangi, Kisah Sabdo Palon, Avatar dan Hadist Rosulullah Muhammad
SAW.
Budak Angon Dan
Pemuda Berjanggut menguasai 4 unsur (Api, Angin, Air dan Tanah) karena
hakikatnya semua penciptaan itu berasal dari 4 unsur. Mengapa dia dapat
menguasai 4 unsur itu? Karena ia lah Pancernya, menemukan sejati dirinya.
Hakikatnya Api adalah Cahaya Merah, Angin adalah Cahaya Kuning, Air adalah
Cahaya Putih, Tanah adalah Cahaya Hitam. Merah hakikatnya Syaidina Abu Bakar,
Kuning adalah Syaidina Umar, Putih adalah Syaidina Usman Dan Hitam adalah
Syaidina Ali.
Hadist Tentang
Akhir Zaman Menuju Kebangkitan Indonesia.
Sabda Nabi SAW.
“Akan datang
Dari Sulbi ini (Syaidina Ali Bin Abi Thalib) seorang Pemuda yang kan memenuhi
bumi ini dengan keadilan. Maka apabila kamu meyakini yang demikian itu,
hendaklah kamu turut menyertai Pemuda Dari Bani Tamim itu. Sesungguhnya Dia
datang Dari sebelah Timur Dan dialah pemegang panji-panji Al-Mahdi”.
(At-Tabrani). “Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. dia berkata, ketika kami berada di
sisi Rasulullah SAW tiba-tiba datang sekelompok anak-anak muda dari kalangan
Bani Hasyim. Apabila terlihat akan mereka, maka kedua mata Rasulullah SAW
berlinang air mata dan wajah beliau berubah. Aku pun bertanya, “Mengapakah kami
melihat pada wajahmu sesuatu yang tidak kami sukai?” Beliau menjawab, “Kami
ahlul bait telah Allah SWT pilih untuk kami akhirat lebih utama dari dunia.
Kaum kerabatku akan menerima bencana dan penyingkiran sepeninggalku kelak
sampai datangnya suatu kaum dari sebelah Timur yang membawa bersama mereka
panji-panji berwarna hitam. Mereka meminta kebaikan tetapi tidak diberikannya.
Maka mereka pun berjuang dan memperoleh kemenangan lalu diberikanlah apa yang
mereka minta itu, tetapi mereka tidak menerimanya, hingga mereka menyerahkannya
kepada seorang lelaki dari kaum kerabatku yang memenuhi bumi dengan keadilan.
Sebagaimana bumi dipenuhi dengan kedurjanaan. Siapa diantara kamu yang sempat
menemuinya maka datangilah mereka walaupun merangkak di atas salju. Sesungguhnya
dia adalah Al Mahdi.” (riwayat Abu Daud, Al Hakim At Tarmidzi, Ibnu Majjah,
lbnu Hibban, Abu Nu’aim, lbnu ‘Asakir, Ibnu‘Adli, Adh Dhahabi, Abu Asy Syeikh).
Panji-Panji
Hitam dari Timur bukan Bendera yang di sablon yang beredar seperti saat ini, panji
Hitam itu menjelaskan satu kaum yang belajar kepada Syaidina Ali bin Abi
Thalib, yang di sebarkan oleh Budak Angon Dan Pemuda Berjanggut. Karena hakikat
warna Hitam adalah Syaidina Ali, Hitam juga hakikat bumi, Budak Angon dan
Pemuda Berjanggut adalah Pancer Bumi, Khalifah fil Ardhi. Mengapa Rasuullah
mengatakan Sulbi nya Ali Bin Abi Thalib…? kenapa tidak yang lain...? Mengapa
Uga Wangsit Siliwangi mengatakan temui Ki Santang kepada para pengikutnya yang
pergi ke barat..? Mengapa Prabus Siliwangi tidak mengatakan kepada yang pergi
ke barat untuk menemui anak-anak nya yang lain selain Ki Santang…? Itulah yang
saya uraikan sebelumnya, Uga Wangsit Siliwangi, Kisah Sabdo Palon dan Hadist
Rosululloh adalah satu kesatuan Skenario Jagat. Kisah ini bukan rekayasa, di
luar jangkauan karangan manusia, karena kisah ini terjadi dalam ruang dan waktu
yang berbeda. Inilah bukti kekuasaan Tuhan YME, bahwa Tuhan ingin menegaskan
bahwa Ratu Adil ini dari Nusantara untuk Dunia.
Kembali Ke
kekuatan 4 Unsur (Api, Angin, Air dan Tanah) yang katanya jurus Kalki Avatar.
Hakikat Cahaya
Merah = Unsur Api = Syaidina Abu Bakar = Huruf Alif
Hakikat Cahaya
Kuning = Unsur Angin = Syaidina Umar = Huruf Lam Awal
Hakikat Cahaya
Putih = Unsur Air = Syaidina Usman = Huruf Lam Akhir Hakikat Cahaya Hitam =
Unsur Tanah = Syaidina Ali = Huruf Ha
Dari mana asal
dari cahaya 4 rupa itu…?
Dari Johar Awal
inilah bibit semua ciptaan/materi termasuk Ruang Dan Waktu. Tasjid yang menjadi
Pancernya.
Menguasainya
Budak Angon Dan Pemuda Berjanggut kepada 4 unsur tadi karena beliau sudah
menemukan Tasjid Muhammad (Sajatining Syahadat) di dalam dirinya, Mengenal
dirinya Mengenal Tuhan-Nya. Ma’rifat, Mengetahui awal dan akhir, mulih ka jati
pulang ka awal. Budak Angon dan Pemuda Berjanggut sudah menjadi pancer/pusat,
tidak TERBATAS ruang dan waktu, apa yang ingin terkabul,
Hadits:
Dari Abdullah,
Nabi S.A.W bersabda:
“Jika umur dunia
tinggal sehari saja niscaya ALLAH SWT akan memanjangkan hari itu hingga bangkit
padanya seorang lelaki dari keturunanku atau dari kaum keluargaku, yang namanya
seperti namaku dan nama bapaknya menyerupai nama bapakku, dia akan memenuhi
bumi dengan keadilan dan kesaksamaan sebagaimana sebelumnya bumi dipenuhi
dengan kezaliman dan kekejaman”. (Hadits Riwayat Abu Daud dan Tarmizi)
Muhammad = Sifat
yang terpuji
Abdullah = Hamba
Allah
Singkatnya Budak
Angon dan Pemuda berjanggut adalah Insan Kamil orang yang telah mengetahui
hakikat dirinya, mengetahui Tasjid di dalam dirinya. Menjadi hamba Allah yang
terpuji. Karena sudah mengetahui Sejatinya Syahadat dalam dirinya. Menjadi
pancer akan menebarkan rahmat ke delapan arah mata angin.
Bukankah lambang
Majapahit siwha di tengah dan ada 8 batu merah delima di kedelapan arah.
sumber gambar :
aslimajapahit.blogspot.com
sumber gambar :
kaskus.com
sumber gambar :
gofurkhan.blogspot.com
Lambang Garuda
ditengah dan 8 Bintang di delapan arah. baca Makna Bintang dalam NILAI-NILAI
LUHUR NUSANTARA PRIBADI BANGSAKU.
http://satusatukosong.wordpress.com/2012/02/20/pribadi-bangsaku/
Delapan =
DALAPAN (Bahasa Sunda)
Berdasarkan
filosofi Aksara Jawa
DA» Dumadining
dzat kang tanpa winangenan: (menerima hidup apa adanya.)
LA» Lir handaya
paseban jati. ( mengalirkan hidup semata pada tuntunan Illahi .)
PA» Papan kang
tanpa kiblat . (Hakekat Allah yang ada disegala arah.)
NA» Nur
candra,gaib candra,warsitaning candara. (pengharapan manusia hanya selalu ke
sinar/cahaya Illahi.)
DA = 6, LA = 10,
PA = 11, NA = 2 (urutan aksara jawa)
6+10+11+2 = 29,
2+9 = 11, 1+1 = 2
MERAH DELIMA =
MARAHA DALAMA
MA» Madep mantep
manembah mring Ilahi. (mantap dalam menyembah Ilahi.)
RA» Rasaingsun
handulusih. (rasa cinta sejati muncul daricinta kasih nurani.)
HA» Hana hurip
wening suci. (adanya hidup adalah kehendak dari yang Maha Suci)
DA» Dumadining
dzat kang tanpa winangenan: (menerima hidup apa adanya.)
LA» Lir handaya
paseban jati. ( mengalirkan hidup semata pada tuntunan Illahi .)
MA» Madep mantep
manembah mring Ilahi. (mantap dalam menyembah Ilahi.)
(MA = 16, RA =
4, HA = 1, DA= 6, LA = 10, MA = 16) (urutan aksara jawa)
16+4+1+6+10+16 =
53, 5+3 = 8
Delapan/DALAPANA
= 2
Merah
Delima/MARAHA DALAMA = 8
2 = Simbol Dzat
& Sifat
8 = Malaikat
Penjaga Arsy
Dalam al-Qur’an,
angka 8 merupakan jumlah malaikat, force, yang menjunjung ‘Arsy (Kursi,
Singgasana), mengatur keseimbangan ‘Arsy, yang bermakna power and authority
dominion, baik sebelum maupun saat Kiamat “Dan malaikat-malaikat berada di
penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung
‘Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka” (al-Haqqah 69 : 17).
Delapan Merah
Delima dalam Lambang Majapahit adalah menceritakan bahwa Gambar Shiwa adalah
Lambang Pancer dalam diri manusia, sama seperti lambang bintang dalam dada
Garuda Pancasila, dalam konsep Sunda adalah INGSUN yang menguasai 4 unsur tadi,
merah delima di segala penjuru adalah kemana pun kamu menghadap harus mantap
dalam menyembah ilahi (Madep mantep manembah mring Ilahi).
Pesan tersirat
lambang delapan merah delima dimana Gambar Shiwa sebagai pusat ya menandakan
mengenal Tuhan bisa Perjalanan Ke dalam (inner journey) atau Perjalanan luar.
Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di
situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha
Mengetahui. QS. al-Baqarah 2: 155). Kemanapun kita melihat di situ Ada Tuhan,
Ada Dzat Dan Sifat-Nya, kemana pun Kita melihat disitu Ada Arsy-Nya, Ada
Singgasana-Nya. Barang Siapa manusia yang mengenal dirinya Dia Akan
mengenal Tuhan-Nya baik Dzat-Nya, Sifat-Nya, Asma-Nya, Af’al-Nya
(Ciptaannya/Perbuatannya/Kuasanya)
Budak Angon dan
Pemuda Berjanggut sejata sejatinya adalah Aji Kalimasada/Dua Kalimat Syahadat,
Senjata yang dapat menghancurkan gunung, yang dapat mensejahterakan ke penjuru
alam, yang dapat memuliakan manusia tanpa membeda-bedakan agama, ras, maupun
golongan, dua itu yang Menjadikan dirinya di cintai semua orang bahkan seluruh
mahluk, karena dua itulah yang menjadikannya welas asih, yang dapat
menyembuhkan berbagai penyakit baik dzohir maupun batin. 2 (Dua) itu ketentuan,
saling berpasangan, hukum penciptaan. 2 (Dua) itulah yang di ajarkan oleh
Rangga Seta/Syaidina Ali kepada Syech Grojogan Sewu/Sabdo Palon/Noyon Genggong
Dan Prabu Kian Santang. 2 itulah yang di ajarkan Semar Badranaya/Nabi Khidir
AS.
Kalimat Syahadat
adalah Kun Fayakun, Awal dan Akhir Alam semesta, di Buka dengan Syahadat
ditutup oleh Syahadat, Kalimat Yang Menjadikan. Itulah Sejatinya Aji
Kalimasada, Sakti Mandraguna Tanpa Ajimat, Sabda-nya Sabda mukti (Saucap Nyata
Saciduh Metu) apa yang di inginkan terkabul, karena dari Aji Kalimasada itu
akan menjadi 2 kembali yaitu Rahman & Rahim (welas asih), Rahman dan Rahiim
itulah Given dari Tuhan-Nya. Manusia yang mendapatkan Rohman Dan Rohim Dari
Tuhan-Nya lah yang Akan memimpin Dunia ini Dan mewarisinya. Bukan Budak Angon
Dan Pemuda Berjanggut yang Merubah Dunia, Tapi Tuhan YME lah yang
Menghendakinya, Tuhan YME lah yang telah memilih Budak Angon Dan Pemuda
Berjanggut yang memimpinnya. Ini adalah lalakon Jagat, Tuhan lah Maha
Sutradaranya. perbedaan adalah ketentuan, karena perbedaan itulah cerita
menjadi menarik, perbedaan bukan untuk bermusuhan, perbedaan adalah untuk
supaya manusia mengenal Pencipta-Nya. Karena kebenaran adalah Tuhan Yang
Memilikinya. Wallahu’alam Bishawab......
Jika didalam
Tulisan Ini terdapat kutipan Kitab Suci bukanlah untuk tendensius terhadap keyakinan
tertentu, melainkan mencari kesamaan dari semua sejarah yang terekam di
Nusantara ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar